banner 728x250

Dua Pimpinan Kamp Rohingya di Banglades Tewas Dibunuh

Dua Pimpinan Kamp Rohingya di Banglades Tewas Dibunuh

Trendingpublik.Com, Internasional – Sekelompok orang bersenjata yang memerangi tentara militer Myanmar melakukan penyerangan dan pembunuhan terhadap dua orang pimpinan di kamp 13 Rohingya di Banglades.

Faruk Ahmed juru bicara kepolisian setempat mengatakan penyerangan yang mengakibatkan para peminpin Rohingya tewas pada Sabtu malam di Camp 13 merupakan salah satu serangan terburuk dalam beberapa bulan terakhir.

“Lebih dari selusin penjahat Rohingya meretas Maulvi Mohammad Yunus, 38, yang merupakan ketua majhi Camp 13. Mereka juga membunuh Mohammad Anwar, 38, majhi lainya. Yunus meninggal di tempat dan Anwar meninggal di rumah sakit,” kata Ahmed, dikutip dari Aljazeera, Minggu (16/10/2022).

Untuk diketahui “Majhi” adalah istilah bagi para pemimpin di kamp Rohingya.

Salah seorang perwira senior dari pasukan elit polisi yang bertugas di tempat kejadian menyalahkan pembunuhan itu pada Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA), yang merupakan kelompok bersenjata yang memerangi militer Myanmar.

“Ini adalah pembunuhan yang ditargetkan oleh ARSA. Bentrokan internal di Myanmar berdampak pada situasi keamanan di kamp-kamp,” katanya, yang berbicara tanpa menyebut nama.

Banyaknya kamp Rohingya membuat banyak geng- geng yang terbentuk untuk mengakses kontrol kekuasaan peredaran dan perdagangan narkoba yang mengakibatkan meningkatnya penculikan dan pembunuhan dalam beberapa bulan terakhir.

Bangladesh telah menampung para pengungsi Rohingya di kamp-kamp yang luas sejak mereka melarikan diri dari tindakan keras militer di Myanmar pada tahun 2017 yang sekarang menjadi subjek penyelidikan genosida di pengadilan tinggi PBB.

Geng-geng telah lama berperang memperebutkan kendali perdagangan narkoba, yang berpusat pada pil metamfetamin “yaba”, tetapi kepala polisi distrik Cox’s Bazar Bangladesh mengatakan ada peningkatan yang terjadi.

“Dalam tiga bulan terakhir saja setidaknya 14 orang Rohingya dibunuh di kamp-kamp. Jumlah pembunuhan di kamp meningkat dibandingkan tahun lalu,” kata Mahfuzul Islam.

Seorang pemimpin komunitas Rohingya dan keponakan dari salah satu korban tewas juga menyalahkan ARSA atas pembunuhan tersebut.

“ARSA membunuh pamanku tadi malam. Paman saya biasa memberitahu mereka untuk tidak berurusan dengan narkoba. Dia akan mengawasi patroli sukarela di kamp-kamp. Mereka membunuh paman saya, ”kata keponakan itu, meminta untuk tidak disebutkan namanya karena takut akan keselamatannya. (rdks-TP)