banner 728x250
News, Tekno  

Pendiri Telegram Pavel Durov Hadapi 12 Tahun Pidana di Prancis

Pendiri Telegram Pavel Durov Hadapi 12 Tahun Pidana di Prancis
Pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov

Trendingpublik.Com, Tekno – Pendiri sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov, kini tengah menghadapi 12 tuntutan pidana dari Pengadilan Prancis setelah menjalani penahanan dan pemeriksaan selama 96 jam.

Jaksa Penuntut Umum Paris, Laure Beccuau, mengungkapkan bahwa Durov didakwa atas sejumlah pelanggaran serius, termasuk memfasilitasi transaksi daring ilegal, menyediakan layanan kriptologi tanpa izin, hingga keterlibatan dalam distribusi pornografi anak dan pelanggaran terkait narkoba.

Selain itu, Durov juga dituduh terlibat dalam penipuan terorganisasi, pencucian uang, serta menolak bekerja sama dengan pihak berwenang dalam permintaan penyadapan yang sah.

Tuduhan lain yang dikenakan kepadanya mencakup distribusi alat kejahatan dunia maya, yang memperkuat kekhawatiran terhadap penggunaan Telegram untuk aktivitas kriminal.

Penyelidikan yudisial terhadap Durov dimulai pada 8 Juli 2024, melibatkan Pusat Pemberantasan Kejahatan Dunia Maya (C3N) dan Kantor Nasional Anti-Penipuan (ONAF).

Jaksa Beccuau menjelaskan bahwa penahanan Durov diperpanjang hingga 96 jam, memberikan waktu tambahan bagi penyelidik untuk melakukan interogasi dan mengumpulkan bukti.

Durov ditangkap pada Sabtu malam (24/8/24) setibanya di Bandara Le Bourget, Paris, setelah tiba dari Baku, Azerbaijan. Penangkapannya dilakukan oleh OFMIN Prancis, yang bertugas mencegah kekerasan terhadap anak di bawah umur, dengan surat perintah terkait dugaan penipuan, perdagangan narkoba, perundungan siber, kejahatan terorganisasi, dan promosi terorisme yang berkaitan dengan platform Telegram.

Menanggapi penangkapan ini, tim Telegram mengeluarkan pernyataan yang menyebut tindakan pemerintah Prancis sebagai tindakan yang tidak masuk akal.

“Tidak masuk akal untuk mengklaim bahwa platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut,” tegas pernyataan tersebut.

Pavel Durov mendirikan Telegram pada tahun 2013 setelah mengalami kesulitan kepemilikan dalam proyek pertamanya, jejaring sosial Rusia VKontakte (VK). Telegram kemudian meraih popularitas berkat kemudahan dalam menonton dan mengunggah video di saluran perpesanannya.

Namun, platform ini sering mendapat kritik karena diduga menjadi tempat beredarnya konten ilegal, mulai dari citra seksual yang ekstrem, disinformasi, hingga layanan pembelian narkoba.

Kini, nasib Pavel Durov berada di tangan pengadilan Prancis, yang akan memutuskan langkah hukum selanjutnya berdasarkan hasil penyelidikan yang sedang berlangsung. (pk)