Paus Fransiskus Meninggal Dunia pada Usia 88 Tahun

Paus Fransiskus Meninggal Dunia pada Usia 88 Tahun
Paus Fransiskus Meninggal Dunia pada Usia 88 Tahun
Advertisements

Trendingpublik.Com, Internasional – Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma dan paus pertama dari Benua Amerika, meninggal dunia pada usia 88 tahun. Ia wafat pada Senin pagi pukul 07.35 di kediamannya, Casa Santa Marta, Vatikan.

Kardinal Kevin Farrell menyampaikan kabar duka ini dalam pidato video. “Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci Fransiskus,” ucapnya. “Seluruh hidupnya ia abdikan untuk melayani Tuhan dan Gereja.”

Sehari sebelum wafat, Fransiskus menyampaikan pidato Minggu Paskah dari kursi roda di Basilika Santo Petrus. Ia juga sempat bertemu dengan Wakil Presiden AS, JD Vance.

Perjuangan Kesehatan

Sejak Februari, Fransiskus berjuang melawan pneumonia di kedua paru-parunya, disertai infeksi bakteri, virus, dan jamur, serta bronkitis kronis. Ia menjalani perawatan intensif selama 38 hari di Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli sebelum kembali ke Vatikan.

Perjalanan Hidup dan Karier Gereja

Jorge Mario Bergoglio lahir di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936. Ia tumbuh sebagai anak sulung dari lima bersaudara dalam keluarga keturunan Italia-Argentina. Semasa muda, ia bekerja sebagai petugas kebersihan, penjaga kelab malam, dan teknisi kimia.

Ia ditahbiskan sebagai imam Jesuit pada tahun 1969, lalu memimpin Serikat Yesus di Argentina dan Uruguay pada usia 36 tahun. Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya sebagai uskup pada 1992, lalu menjadi Uskup Agung Buenos Aires pada 1998, dan kardinal pada 2001.

Pada 2013, Bergoglio terpilih sebagai Paus ke-266, menggantikan Paus Benediktus XVI. Ia menjadi Paus pertama dari luar Eropa dalam hampir 1.300 tahun, serta Paus pertama dari Belahan Bumi Selatan.

Gaya Kepemimpinan

Fransiskus dikenal sebagai pemimpin yang hangat, membumi, dan berpihak pada mereka yang terpinggirkan. Ia menolak menjadikan Ekaristi sebagai alat politik. Dalam menanggapi usulan uskup AS untuk menolak komuni bagi Presiden Joe Biden, Fransiskus berkata, “Saya tidak pernah menolak Ekaristi bagi siapa pun.”

Ia mengecam aborsi dengan menyebutnya sebagai bentuk pembunuhan, namun terus menyerukan kasih dan pendampingan pastoral. Ia juga menyampaikan dukungan kepada umat Katolik LGBTQ+ dan menegaskan bahwa Gereja terbuka bagi semua orang.

Pada akhir 2023, ia mengizinkan pemberkatan pasangan sesama jenis, selama tidak menyerupai pernikahan sakramental. Ia menekankan bahwa siapa pun yang mencari kasih Tuhan tidak boleh ditolak hanya karena standar moral tertentu.

Fransiskus juga mendorong peran lebih besar bagi perempuan dalam gereja. Pada April 2023, ia memberikan hak suara kepada perempuan dalam pertemuan para uskup — langkah bersejarah yang memperkuat peran kaum awam dalam kehidupan Gereja.

Pemakaman dan Suksesi

Jenazah Paus Fransiskus akan dimakamkan di Basilika St. Mary Maggiore di Roma. Dewan Kardinal akan mengadakan konklaf untuk memilih pengganti Fransiskus.

Umat Katolik di seluruh dunia mengenang Fransiskus sebagai pemimpin yang membawa napas baru, kasih, dan keberanian dalam masa-masa penuh tantangan. (rdks-TP)