Trendingpublik.Com, Crypto – Dalam dunia kripto yang terus berkembang, drama seputar peretasan dan pengembalian dana menjadi semakin kompleks. Baru-baru ini, peretas yang mengeksploitasi celah dalam protokol GMX mengejutkan komunitas dengan mengembalikan dana senilai $40 juta dolar (Rp640 miliar)—namun sisanya, sekitar $5 juta dalam Ethereum, dikirim ke Tornado Cash, platform mixing kripto yang sudah lama menjadi sorotan.
Serangan Re-Entrancy yang Canggih
Insiden ini bermula dari sebuah serangan re-entrancy, di mana pelaku berhasil memanipulasi logika perhitungan posisi short Bitcoin di GMX. Dengan teknik ini, peretas menarik aset digital seperti Bitcoin dan Ethereum dari kumpulan GLP GMX secara tidak wajar, memanfaatkan celah yang seharusnya sudah diantisipasi.
Meski sempat membawa kabur dana dalam jumlah besar, sang peretas ternyata menanggapi tawaran “white hat reward” dari GMX yang menjanjikan 10% hadiah dan imunitas hukum apabila sebagian besar dana dikembalikan. Dalam beberapa hari, dana senilai $40,5 juta, termasuk 10.000 Ethereum, dikembalikan ke dompet yang dikelola oleh komite keamanan GMX.
Langkah Tak Terduga: Ethereum ke Tornado Cash
Namun kisahnya tak berakhir di sana. Blockchain menunjukkan bahwa 1.700 ETH atau sekitar $5 juta disalurkan ke Tornado Cash, sebuah platform yang dikenal untuk menyembunyikan jejak transaksi. Langkah ini menunjukkan bahwa meskipun ada niat mengembalikan sebagian besar dana, pelaku tetap menyisihkan sebagian untuk disimpan secara anonim.
Langkah tersebut memunculkan kembali perdebatan lama tentang privasi vs legalitas di ranah kripto. Di satu sisi, Tornado Cash memungkinkan pengguna menjaga privasi. Di sisi lain, otoritas AS sudah menandai platform tersebut sebagai sarana pencucian uang.
Harga Token GMX Melonjak
Menariknya, meskipun terkena peretasan, harga token GMX naik hingga 16%, diperdagangkan sekitar $12,24 menurut CoinGecko. Ini mengindikasikan bahwa komunitas pasar menanggapi positif langkah cepat GMX dalam merespons insiden ini.
Kasus ini menunjukkan bahwa keamanan di dunia DeFi masih merupakan tantangan besar. Meski GMX merupakan platform andal di jaringan Arbitrum dan Avalanche, celah kecil bisa dimanfaatkan secara sistematis. Ini juga menandakan pentingnya audit kode yang ketat dan berkelanjutan.
Seperti kata Marcin Kaźmierczak dari Redstone, “Peralatan forensik semakin canggih, sehingga makin banyak pelaku yang memilih mengembalikan dana dibandingkan menanggung risiko hukum dan reputasi.” (rdks-tp)