banner 728x250

DPRD Minta Disperdaginkop Bolmut Pantau Harga Kopra

Kopra

trendingpublik.com BOROKO – Komoditi Kopra merupakan salah satu hasil pertanian di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut). Kopra adalah identitas Sulawesi Utara dengan julukan Nyiur Melambai. Akhir-akhir ini harga kopra turun karena hukum ekonomi yang berlaku.

Kepala Dinas Perindustrian, Peradagangan, Koperasi Dan UMKM Bolmut Ir. Farham Patadjenu, MM saat ditemui di ruang kerjanya, Jum’at. (13/07/2018) mengatakan bahwa persoalan harga kopra itu bersifat temporer.

“Harga kopra berlaku hukum ekonomi, ketika barang banyak harganya turun sebaliknya ketika barang kurang harganya naik”, Kata Farham Patadjenu.

Lanjutnya, persoalan harga kopra di tingkat pusat itu stabil namun yang mempengaruhi harga di bawah karena ada rantai distribusi panjang.

“Setiap titik ada margin keuntungan, biasanya pedagang mengumpulnya, ada pembeli perantara. Kebutuhan pasar yang berlaku, biasanya barang-barang yang di luar kontrol pemerintah itu sulit dikendalikan harga beda barang-barang subsidi, nama HET (Harga Eceran Tertinggi),” tambahnya.

Dia berharap, karena kopra merupakan identitas Bumi Provinsi Sulut, sehingga itu di dijuluki nyiur melambai sebab banyak kelapanya.

“Kepada petani tidak putus asa dengan kondisi harga ini, sebab kondisi ini cuma temporer. Mungkin 1-2 minggu, suatu saat dia akan naik lagi, apalagi tempurungnya sudah banyak manfaatnya, begitu juga sabut kelapa juga”, tuturnya.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bolmut, Ronal Bolota mengatakan bahwa pihaknya sangat prihatin dengan kondisi harga kopra yang tidak stabil yang kemungkinan bisa naik dan turun tergantung permintaan harga pasar,” kata Ronal Bolota.

“Ronal Bolota berharap, kiranya instansi terkait dalam hal ini Dirperdaginkop – UKM Bolmut, agar dapat memantau harga dan menginformasikan terhadap para petani kopra tentang nilai jual dari pada produksi kelapa yang diolah menjadi kopra,” pinta Ronal Bolota Politisi PKS Bolmut tersebut. (HW)