HEALTH  

Bahaya Rokok Elektrik: Bahaya Tersembunyi, Risiko Penyakit Paru dan Fakta Lengkap

Merokok Elektrik Bahaya Tersembunyi, Risiko Penyakit Paru dan Fakta Lengkap
Merokok Elektrik Bahaya Tersembunyi, Risiko Penyakit Paru dan Fakta Lengkap
Advertisements

Trendingpublik.Com, Health – Rokok elektrik sering dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok tradisional, namun kenyataannya, penelitian menunjukkan bahwa vape tetap menimbulkan risiko signifikan pada kesehatan paru-paru. Banyak orang beralih ke rokok elektrik dengan harapan mengurangi bahaya merokok, tetapi studi ilmiah membuktikan bahwa bahan kimia dalam cairan vape dapat menyebabkan kerusakan serius pada paru-paru, bahkan pada pengguna muda yang sebelumnya tidak pernah merokok.

Zat Berbahaya dalam Vape yang Merusak Paru-Paru

E-liquid mengandung nikotin, akrolein, logam berat, serta zat aditif lain yang akan menghasilkan racun berbahaya ketika diuapkan. Zat ini menyebabkan iritasi, peradangan, dan mempercepat kerusakan jaringan paru. Vitamin E asetat dalam vape THC juga terkait dengan kondisi EVALI, yang bisa berujung pada gagal napas.

Penelitian: Vape Tingkatkan Risiko 43% Penyakit Pernapasan

Sebuah studi besar pada 2020 menunjukkan pengguna rokok elektrik 43% lebih berisiko mengalami PPOK, bronkitis kronis, dan emfisema. Penelitian ini menegaskan bahwa vaping bukan cara aman untuk berhenti merokok, tetapi justru membuka risiko baru.

Menggunakan Vape dan Rokok Bersamaan Lebih Berbahaya

Beberapa perokok memilih vape untuk mengurangi konsumsi rokok. Padahal, penelitian menemukan menggunakan vape dan rokok tradisional secara bersamaan memperbesar risiko penyakit paru. Kombinasi dua produk ini memberikan paparan ganda bahan kimia berbeda yang semakin mempercepat kerusakan paru.

Bahaya Rokok Elektrik Vape Populer di Kalangan Remaja

Meskipun angka pengguna vape di kalangan pelajar mulai turun setelah pelarangan rasa tertentu, remaja dan dewasa muda tetap menjadi kelompok pengguna terbesar. Di AS, 15,5% usia 21-24 tahun menggunakan vape, membuktikan tren ini belum surut dan menimbulkan ancaman jangka panjang.

“Anda harus berhati-hati, karena ini bukan hanya dapat menimbulkan kecanduan karena zat-zat yang terkandung di dalamnya, terutama nikotin, tetapi juga dapat merusak paru-paru Anda,” kata Jorge M. Mercado, MD.

Kasus Nyata: Transplantasi Paru akibat Vape

Pada 2019, seorang remaja 16 tahun di AS menjadi pasien pertama yang harus menjalani transplantasi paru-paru ganda akibat kerusakan parah yang disebabkan vaping. Kasus ini membuktikan bahwa risiko kerusakan paru dari vape bukan sekadar teori.

Ahli: Vape Menghasilkan Zat Berbahaya yang Sama dengan Rokok

Profesor Sanjay Sethi dan Dr. Jorge M. Mercado menegaskan vape menghasilkan zat berbahaya yang sama dengan asap rokok tradisional, seperti formaldehida dan asetaldehida. Ini menurunkan kemampuan paru menghadapi infeksi, memicu inflamasi, dan meningkatkan risiko kanker paru.

Cara Aman Berhenti Merokok Tanpa Vape

Alih-alih vape, program berhenti merokok dengan dukungan medis, konseling, dan terapi pengganti nikotin (NRT) jauh lebih efektif dan aman. Edukasi publik juga penting untuk mengoreksi persepsi keliru bahwa vape adalah pilihan aman. (rdks-tp)