Trendingpublik.Com, Islami – Bulan suci Ramadhan tidak hanya menjadi momentum peningkatan ibadah bagi umat Islam, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap keharmonisan rumah tangga pasangan suami istri (pasutri). Puasa Ramadhan, yang merupakan bentuk pengendalian diri, dapat berkontribusi dalam menjaga keseimbangan emosional serta mempererat hubungan antara suami dan istri.
Dalam kehidupan rumah tangga, berbagai tantangan dapat muncul seiring bertambahnya usia pernikahan. Konflik yang tidak terkelola dengan baik berpotensi mengganggu keharmonisan pasutri.
Namun, dibandingkan dengan mereka yang belum menikah, pasangan yang telah berumah tangga memiliki kelebihan dalam pemenuhan kebutuhan biologis dan emosional, terutama jika mereka tinggal bersama. Bagi pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh, puasa Ramadhan dapat menjadi solusi dalam menjaga kesetiaan serta mengontrol hasrat biologis.
Menurut ajaran Islam, puasa dikaitkan dengan pengendalian nafsu, termasuk dalam aspek rumah tangga. Hal ini juga ditegaskan dalam ayat ke-187 dari Surat Al-Baqarah yang berbunyi:
هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّۗ
Artinya: “Mereka itu pakaian bagi kamu, dan kamu pakaian bagi mereka.”
Dalam tafsir Jalalain, ayat ini menggambarkan bahwa suami dan istri saling melindungi dan saling membutuhkan, sebagaimana fungsi pakaian yang memberikan kenyamanan dan perlindungan kepada pemakainya.
Bulan Ramadhan menawarkan kesempatan bagi pasangan suami istri yang tinggal bersama untuk mempererat hubungan mereka. Kebiasaan berbuka dan sahur bersama dapat menjadi momen yang mempererat kebersamaan, yang mungkin sulit dilakukan pada hari-hari biasa karena kesibukan masing-masing. Selain itu, pasangan juga dapat menjalankan ibadah bersama, seperti shalat Tarawih atau tadarus Al-Qur’an, yang akan memperkuat spiritualitas serta keharmonisan mereka.
Bagi pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh, Ramadhan tetap memiliki dampak positif dalam menjaga hubungan mereka. Secara ilmiah, puasa dapat meningkatkan keseimbangan hormon dalam tubuh, termasuk hormon oksitosin yang dikenal sebagai “hormon cinta”. Oksitosin berperan dalam memperkuat rasa kasih sayang antara pasangan.
Selain itu, hormon serotonin dan endorfin yang dihasilkan saat berpuasa dapat membantu meningkatkan kesabaran dan empati, sehingga pasangan tetap mampu menjaga kesetiaan dan keharmonisan meskipun berjauhan.
Pengendalian diri yang diperoleh melalui puasa Ramadhan menjadi kunci utama dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Pasangan yang menyadari pentingnya menjaga diri akan lebih berhati-hati dalam bertindak, baik saat bersama maupun saat berjauhan. Dengan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Ramadhan, umat Islam diharapkan dapat memperkuat hubungan rumah tangga mereka, sehingga tetap harmonis dan penuh keberkahan. (tp)