Pengadilan Tinggi Mali menyatakan Kolonel Goita sebagai Presiden Sementara

Pengadilan Tinggi Mali menyatakan Kolonel Goita sebagai Presiden Sementara

Trendingpublik.Com, AFRIKA – Pengadilan konstitusional Mali pada hari Jumat menyatakan Assimi Goita, kolonel yang memimpin kudeta militer minggu ini saat menjabat sebagai wakil presiden, untuk menjadi presiden sementara yang baru.

Keputusan itu meningkatkan taruhanya ketika para pemimpin Afrika Barat bersiap untuk bertemu pada hari minggu untuk menanggapi pengambilalihan tersebut, yang telah membahayakan transisi kembali ke demokrasi dan dapat merusak perjuangan regional melawan militant Islam.

Dilansir dari laman Reuters, Jumat (28/5/21), Goita menjadi presiden sementara setelah memimpin kudeta Agustus lalu yang menggulingkan Presiden Ibrahim Boubacar. Dia memerintahkan penangkapan Presiden Bah Ndaw dan Perdana Menteri Moctar Ouane pada hari Senin.

Keduanya mengundurkan diri pada hari Rabu saat masih dalam tahanan. Mereka kemudian dibebaskan.

Pengadilan mengatakan dalam keputusanya bahwa Goita harus mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh pengunduran diri Ndaw “untuk memimpin proses transisi sampai pada kesimpulanya” dan menyandang gelar “presiden transisi, kepala Negara”.

Putusan itu menetapkan Mali pada jalur yang bertentangan dengan Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Brat (ECOWAS) yang beranggotakan 15 orang, yang bersikeras bahwa transisi, yang akang berakhir dengan pemilihan pada Februari, tetap dipimpin oleh sipil.

Setelah menyetujui pada bulan Oktober untuk mencabut sanksi yang dijatuhkan setelah kudeta terhadap Keita, ECOWAS mengatakan dalam sebuah deklarasi bahwa wakil presiden transisi “dalam keadaan apa pun tidak dapat menggantikan presiden.”

Kepala Negara ECOWAS dijadwalkan bertemu di Ghana pada hari Minggu.

Mereka dan kekuatan Barat termasuk Prancis dan Amerika Serikat khawatir krisis politik dapat memperburuk ketidakstabilan di Mali utara dan tengah, markas bagi afiliasi regional al Qaeda dan ISIS.

Goita, seorang komandan pasukan khusus berusia 38 tahun, adalah salah satu dari beberapa kolonel yang memimpin kudeta terhadap Keita. Dia menggulingkan Ndaw setelah presiden sementara menunjuk kabinet baru yang mencopot dua dari pemimpin kudeta lainya dari jabatan kementerian mereka.

Jumat malam, Goita mengatakan di televisi nasional bahwa dia akan menunjuk perdana menteri baru dari antara anggota koalisi M5-RFP, yang memimpin protes terhadap Keita tahun lalu dan berselisih dengan Ndaw dan Ouane selama transisi.

Jeamile Bitar, anggota koalisi, mengatakan pilihanya adalah Choguel Maiga, mantan menteri pemerintah.

Exit mobile version