banner 728x250

Inilah Pendana Rencana Pembunuhan Tokoh Nasional

Habil Saat Diperiksa Polisi

Jakarta – Nama Habil Marati sontak jadi perbincangan publik. Pasalnya, polisi menangkap politikus PPP ini terkait rencana pembunuhan terhadap 4 tokoh nasional. Habil Marati berperan sebagai pemberi uang kepada Kivlan Zen yang kemudian diteruskan kepada para eksekutor.

Habil Marati ditetapkan sebagai tersangka dan ditangkap di rumahnya di Jakarta Selatan pada Rabu (29/5/2019). Uang yang diberikan Habil Marati ke Kivlan Zen digunakan untuk pembelian senjata api. 

“Tersangka HM berperan memberikan uang. Uang yang diterima tersangka KZ (Kivlan Zen) berasal dari HM, maksud dan tujuannya adalah untuk pembelian senjata api,” kata Kasubdit I Dirtipidum Bareskrim Polri Kombes Daddy Hartadi di Kantor Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (11/6/2019).

Uang yang diserahkan Habil Marati ke Kivlan sebesar SGD 15 ribu atau senilai Rp 150 juta adalah dana operasional. Kombes Daddy mengatakan Kivlan Zen lalu mencari eksekutor dan memberi target 4 tokoh nasional. 

“HM juga memberikan uang Rp 60 juta kepada tersangka HK alias I (Iwan) untuk biaya operasional dan pembelian senpi,” jelasnya. 

Polisi menyita HP yang digunakan Habil Marati untuk berkomunikasi. Ada pula printout rekening bank yang disita. Lantas, siapa sesungguhnya Habil Marati? Berikut ini sepak terjang Habil Marati yang dirangkum dari berbagai sumber:

Habil Marati lahir di Raha, Sulawesi Tenggara, pada 7 November 1962. Dia merupakan lulusan Sarjana Syariah IAIN Sumut tahun 1982 dan Magister Manajemen Universitas Sumut 2003. Setidaknya, dia pernah beberapa kali menempati posisi jabatan direktur di sejumlah perusahaan, yakni Dirut PT Batavindo Kridanusa (1994), Dirut PT Galaxy Pasific Evalindo (1997), Dirut PT Makassar Perrosal Global (1997), Dirut PT Satomer Asri Fiberindo (1997), Dirut PT Industry Kakao Utama (2000), dan Dirut PT Agra Post Lava (2000). 

Tak hanya di aktif menjadi direktur di beberapa perusahaan, Habil Marati juga aktif di beberapa organisasi. Di pernah menjadi Ketua DPW Parmusi Sumut dan Penasihat PSSI Sumut (2002-2005). Lantas, dia terjun ke politik dan menjadi Ketua DPP PPP. Pada 1997-1999, dia menjadi anggota MPR. Lantas, dia juga sempat jadi anggota Komisi XI DPR Habil Marati dari fraksi PPP.

Selanjutnya, Habil Marati dikenal sebagai politikus PPP yang mendukung Prabowo saat PPP pecah kongsi. Pada 2017, Marati menjadi salah satu tokoh yang membela Anies Baswedan ketika menyampaikan pidato kemenangannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Kala itu, ada sejumlah kalangan yang menganggap pidato Anies mengandung muatan bernuansa SARA karena memakai istilah pribumi. Namun Marati menilai pidato Anies sama sekali tidak mencerminkan rasisme. Marati tak sendiri, ada banyak tokoh lain yang kala itu juga angkat bicara membela Anies, di antaranya Wapres Jusuf Kalla dan mantan Ketua MK Mahfud MD.