Trendingpublik.Com, Bola – UEFA secara resmi memutuskan untuk menurunkan Crystal Palace dari Liga Europa ke Liga Conference akibat pelanggaran aturan kepemilikan multi-klub. Sementara itu, klub asal Prancis Olympique Lyonnais yang berada dalam kepemilikan grup yang sama, tetap diperbolehkan berlaga di Liga Europa.
Awal Mula Polemik: Palace & Lyon di Kompetisi UEFA
Crystal Palace lolos ke Liga Europa berkat keberhasilan memenangkan Piala FA, sedangkan Lyon memastikan tempatnya di kompetisi tersebut dengan finis peringkat keenam Ligue 1. Namun, keikutsertaan keduanya menjadi sorotan setelah diketahui bahwa Eagle Football Group memiliki saham mayoritas di kedua klub.
UEFA menyatakan bahwa per tanggal 1 Maret 2025, kedua klub telah melanggar aturan kepemilikan multi-klub, yang melarang entitas atau individu yang sama untuk memiliki pengaruh signifikan terhadap lebih dari satu klub yang berlaga di kompetisi Eropa pada musim yang sama.
Lyon Selamat, Palace Terdegradasi ke Liga Conference
UEFA memilih mengizinkan Lyon tetap di Liga Europa karena peringkat domestik mereka lebih tinggi dibandingkan Palace. Hal ini berdasarkan regulasi UEFA yang mengutamakan prestasi liga domestik dalam situasi konflik kepemilikan.
Sementara itu, Crystal Palace yang hanya finis di posisi ke-12 Premier League harus puas berlaga di UEFA Europa Conference League.
Upaya Textor dan Penjualan Saham Palace
Menanggapi aturan tersebut, John Textor mengklaim bahwa dirinya telah mengambil langkah-langkah untuk memisahkan kepemilikan antara dua klub. Salah satu langkah konkret adalah dimulainya proses penjualan saham Eagle Football di Crystal Palace kepada Robert Wood “Woody” Johnson, pemilik tim NFL New York Jets.
Palace menyebutkan bahwa perjanjian penjualan telah ditandatangani secara legal, tetapi proses ini belum mendapat persetujuan dari Premier League. Lebih jauh lagi, penjualan tersebut tidak diselesaikan sebelum batas waktu Maret 2025, yang menyebabkan UEFA tetap memutuskan adanya pelanggaran kepemilikan.
Textor menyampaikan kekecewaannya dalam pernyataan kepada Reuters:
“Kami telah melakukan semua yang kami bisa untuk memenuhi syarat pemisahan sesuai permintaan UEFA. Kami memulai proses penjualan sebelum tenggat waktu dan akan menyelesaikannya sebelum undian, tapi keputusan ini benar-benar menghancurkan momen kemenangan tim kami di lapangan.”
Regulasi UEFA Tentang Kepemilikan Multi-Klub
UEFA memiliki peraturan ketat tentang kepemilikan klub, yang termuat dalam Statuta dan regulasi partisipasi kompetisi Eropa. Di antaranya:
- Tidak boleh ada individu atau entitas yang memiliki atau mengendalikan lebih dari satu klub yang ikut serta dalam kompetisi UEFA.
- Tidak boleh terjadi pengaruh pengambilan keputusan, administrasi, atau performa olahraga oleh orang yang sama di lebih dari satu klub.
- Dilarang memegang saham, obligasi, atau sekuritas finansial dari lebih dari satu klub UEFA dalam satu musim kompetisi.
Pelanggaran terhadap regulasi ini bisa berujung pada diskualifikasi klub, perubahan tempat kompetisi, atau sanksi finansial.
Kondisi Finansial Lyon dan Intervensi DNCG
Menambah kompleksitas situasi, Olympique Lyonnais sebelumnya juga menghadapi sanksi dari DNCG (badan pengawas keuangan sepak bola Prancis) karena kondisi keuangan mereka yang buruk. Pada bulan November, Lyon sempat dijatuhi hukuman degradasi ke Ligue 2, namun keputusan itu kemudian dibatalkan oleh komite banding DNCG pada Rabu lalu, hanya dua hari sebelum pengumuman UEFA.
Pencabutan sanksi tersebut membuka jalan bagi UEFA untuk menyelesaikan kasus kepemilikan ganda, dengan mempertimbangkan bahwa Lyon tetap berada di kasta tertinggi dan lolos secara sah ke kompetisi Eropa. (dks-tp)